Kamis, 10 September 2015

Manajemen Sumberdaya Manusia

Pengertian Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.  MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dan lain-lain
Unsur utama MSDM adalah manusia.

Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya. 

STUDI KASUS HUMAN RESOURCE (Manajemen SDM)

Permasalahan : 
Belakangan ini di internet “Human Resource”, hangat dibicarakan mengenai Kasus-kasus indisiplin karyawan, diakui sulit untuk dihindarkan, hampir di semua organisasi selalu saja ada orang-orang yang ingin menyimpang dari prosedur dan kesepakatan. Kalau sudah begini, bagaimana orang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menangani bila ada karyawannya yang ‘nakal’? Misalnya pada kasus :

1) Karyawan terlambat selama 90 menit :
 
Analisa :

Seorang karyawan yang terlambat 90 menit datang ke kantor dengan tidak sengaja karena ada halangan seperti ban bocor, hal ini perlu dimaklumi oleh seorang manajer. Namun apabila keterlambatan 90 menit oleh karyawan dilakukan sengaja setiap hari. Karena karyawan tersebut yakin dari kebiasaannya itu, gajinya tak akan dipotong oleh perusahaan yang menganut “all-in”, dimana hanya ada gaji pokok. Perilaku ini yang dikhawatirkan orang Human Resource akan menular kepada para rekannya, yang juga berakibat menggangu produktivitas perusahaan.

Pada dasarnya, orang-orang bermasalah di kantor, terbagi dalam tiga tipe. Pertama, adalah mereka yang terbiasa santai dan kurang serius. Kedua, tidak menyadari kalau dirinya bermasalah sehingga ketika ia berbuat salah tidak ada upaya untuk memperbaikinya. Ketiga, orang bermasalah yang menyadari dirinya bermasalah. Tipe ini lebih mudah dan cepat memperbaiki, atau berupaya berbenah diri.

Dari segi karakter, orang bermasalah dibagi dalam tiga kelompok lagi. Pertama, low self esteem atau gampang tersinggung, rendah diri, tidak suka menerima masukan ataupun kritik, dan mudah curiga. Kedua, orang yang berpandangan keliru terhadap lingkungannya. Ia merasa tak ada seorang pun di dunia, yang memperhatikan dan membantunya. Kalau pun kini ia berhasil, itu berkat upaya kerasnya sendiri — tanpa bantuan orang lain. Harga diri orang tipe ini sebenarnya tinggi (high self esteem), bahkan cenderung arogan. Mereka umumnya kurang bisa bekerjasama dengan orang lain, bahkan cenderung jadi provokator. Ketiga, orang yang kecewa dalam kehidupan secara keseluruhan. Mereka merasa sekadar melakoni hidup, tanpa tujuan hidup yang pasti. Akibatnya, mereka cenderung tak berpikir panjang mengenai dampak atas apa yang dilakukannya. Mereka merasa nothing to loose dan tak peduli konsekuensi tindakannya. Seringkali mereka tak takut dipecat.

Dari contoh kasus tersebut, perlu mendapat perhatian serius dari manajemen. Perusahan perlu untuk menegakkan kedisiplinan terhadap karyawannya. Disiplin adalah kegiatan manajer untuk menjalankan standar organisasional. Adapun disiplin dibagi menjadi dua yakni disiplin preventif dan disiplin korektif. Disiplin preventif untuk pencegahan agar karyawan disiplin melakukan aturan yang ada dalam perusahaan sehingga tidak melakukan pelanggaran seperti kasus tersebut. Sedangkan disiplin korektif berupa hukuman, yang diberikan bila karyawan sudah melakukan pelanggaran supaya karyawan dapat memperbaiki pelanggarannya, mengahlangi karyawan lain melakukan kegiatan serupa, dan menjaga standar kelompok agar tetap konsisten dan efektif. Untuk pelanggaran yang sudah dilakukan berulang-ulang, perusahaan melakukan disiplin progresif yakni melalui tahap-tahap :
  • Teguran lisan oleh manajer 
  • Teguran tertulis dengan catatan file personalia 
  • Skorsing pekerjaan hingga 3 hari 
  • Skorsing pekerjaan hingga satu minggu 
  • Penurunan jabatan (demosi) 
  • Pemecatan
2) Kesimpulan dan esensi masalah yang dihadapi :

Dari studi kasus mengenai keterlambatan 90 menit ini dikarenakan tipe masalah karyawan di kantor. Tipe masalah di kantor dapat dibagi tiga yakni; terlalu santai, tidak menyadari kesalahannya, dan yang menyadari kesalahannya lalu memperbaikinya. Perusahaan perlu memperhatikan masalah ini dengan serius dengan menegakkan kedisiplinan. Disiplin dibagi dua yaitu disiplin preventif dan preventif korektif. Dapat juga perusahaan memilih disiplin progresif untuk menindak karyawan yang telah melakukan pelanggaran berulang-ulang.

3) Solusi lain untuk perusahaan:

A. Posisikan diri pada sudut pandang orang bermasalah. Kenali persepsinya terhadap pekerjaannya untuk mengetahui akar masalah, mengapa ia menjadi orang bermasalah. Setelah akarnya didapat, diskusikan dengannya untuk mengatasi masalahnya.

B. Berikan solusi, bukan sekadar kritik. Orang cenderung defensif terhadap kritik, tapi lebih terbuka bila diajak duduk bersama membicarakan masalah, dan bagaimana solusinya. Bawahan merasa dimanfaatkan, jika tidak dilibatkan dalam penyelesaian masalahnya. Orang cenderung destruktif ketimbang kooperatif, jika sekadar dikritik.

C. Berikan perhatian dan pengertian. Ajak ia berbicara dari hati ke hati, bahwa ia pun bagian dari tim yang sangat penting bagi keberhasilan secara keseluruhan. Tegaskan kontribusi setiap orang penting bagi keberhasilan perusahaan.

D. Berikan apresiasi dan dukungan. Orang bermasalah, terlebih yang tergolong low self esteem, cenderung amat irasional dan sulit diajak berbicara secara rasional. Untuk itu, atasan atau koleganya, harus rajin memberi apresiasi jika ia melakukan pekerjaannya dengan baik. Apresiasi tak harus berupa hadiah, bisa pujian atau sekadar tepukan di pundaknya. Bisa pula melibatkannya dalam proyek yang sekiranya ia sanggup menggarapnya. Keberhasilan proyek bisa membangkitkan rasa percaya dirinya.

E. Orang bermasalah tipe high self esteem, mesti pula diajak bicara dari hati ke hati. Tipe ini cenderung memiliki harga diri tinggi, jangan sekali-kali merendahkan egonya dengan mengatakan bahwa ia tak bisa bekerja sendiri. Berilah kesan bahwa ia sangat dibutuhkan rekan-rekannya agar bisa mencapai hasil maksimal.


Daftar Pustaka :
manajemen sumberdaya manusia untuk bisnis yang kompetitif – H. Hadari Nawawi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar